Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Indonesia dan Krisis Lingkungan: Bukankah Mayoritas Masyarakat Indonesia Beragama?

Indonesia dan Krisis Lingkungan: Bukankah Mayoritas Masyarakat Indonesia Beragama?

Seperti yang telah kita ketahui bahwa banyak sekali keanekaragaman di Indonesia, salah satunya adalah perbedaan agama, di Indonesia ada 5 agama yang diakui dan sisanya adalah penganut kepercayaan, namun semua agama memberikan pemahaman yang baik tentang konsep lingkungan, dimana sebagai manusia yang hidup di Bumi maka memiliki kewajiban untuk menjaga lingkungan dari kerusakan.

Namun nyatanya banyak yang tidak menerapkan hal itu dalam kehidupan sehari-hari, masih banyak yang mengabaikannya dan berakhir dengan terjadinya kerusakan yang membuat manusia sendiri perlahan-lahan merasakan akibatnya. 

Mulai dari pembangunan yang tidak memenuhi standar Amdal serta dari yang terkecil membuang sampah sembarangan. Jika ditelisik harusnya kita sebagai makhluk yang beragama memiliki pemikiran bahwa telah ditugasi Tuhan untuk selalu memakmurkan bumi bukan sebaliknya. Disadari bahwa perubahan iklim bukan hanya dari perkembangan teknologi dan juga sains melainkan juga dari sisi etika, moral dan spiritualitas kita dalam menjalani kehidupan.

Dalam hal ini kelompok keagamaan memiliki peranan juga dalam kontribusi aktifis di lingkungan dan dapat memberikan pengaruh terhadap oranglain saling mengingatkan akan pentingnya peranan kita sebagai manusia menjaga lingkungan melalui ajaran religius.
Namun, penting untuk diingat bahwa masalah lingkungan tidak hanya terkait dengan agama, tetapi juga melibatkan faktor-faktor sosial, ekonomi, politik, dan budaya. Terlepas dari latar belakang agama, banyak masalah lingkungan di Indonesia, seperti deforestasi, polusi air dan udara, serta perubahan iklim, memengaruhi semua orang, tanpa memandang agama atau kepercayaan mereka.

Selain itu, ada berbagai pandangan dalam masyarakat Indonesia tentang cara mengatasi masalah lingkungan. Beberapa orang mungkin melihatnya sebagai tugas moral atau religius untuk menjaga lingkungan, sementara yang lain mungkin lebih fokus pada aspek ekonomi atau kebijakan.

Oleh karena itu, sementara agama dapat memainkan peran dalam pandangan individu tentang lingkungan, tanggapan terhadap krisis lingkungan juga dipengaruhi oleh banyak faktor lainnya. Upaya untuk menjaga lingkungan di Indonesia sering melibatkan kerja sama lintas agama dan kerjasama dengan pemerintah, LSM, dan komunitas lainnya.

Posting Komentar untuk "Indonesia dan Krisis Lingkungan: Bukankah Mayoritas Masyarakat Indonesia Beragama? "