Sound Horeg Diharamkan? Ini Penjelasan Ulama dan Dampaknya Bagi Masyarakat
Apa Itu Sound Horeg?
Kalau kamu sering lihat konvoi hajatan, iring-iringan pengantin, atau panggung kecil di pelosok desa, pasti nggak asing lagi dengan suara menggelegar dari speaker besar yang disebut Sound Horeg. Kata “horeg” sendiri adalah plesetan dari "hore" dan "goyang", menggambarkan musik keras dan menghentak yang bikin siapa pun bergoyang.
Biasanya, sound horeg hadir dalam bentuk parade dengan truk atau mobil pick-up yang dimodifikasi jadi panggung berjalan. Volume musiknya? Jangan ditanya. Bisa bikin kaca rumah bergetar!
Kenapa Sound Horeg Dinyatakan Haram?
Belakangan ini, beberapa ulama dan tokoh agama mulai angkat suara soal fenomena ini. Dalam berbagai ceramah, mereka menyebut bahwa sound horeg dinilai haram karena alasan-alasan berikut:
- 1Mengganggu Ketertiban Umum Volume suara yang luar biasa keras sering kali menimbulkan gangguan bagi warga sekitar, terutama lansia, anak kecil, atau orang yang sedang sakit.
- Mendekati Musik Maksiat Banyak sound horeg menyetel lagu-lagu remix yang identik dengan musik dugem, dan bahkan terkadang diiringi joget yang tidak sesuai norma. Ulama menyebut ini sebagai bentuk laghwun (hiburan yang melalaikan) yang mendekati kemaksiatan.
- Menyimpang dari Tujuan Acara Di acara pernikahan atau keagamaan, keberadaan sound horeg justru menggeser fokus dari nilai sakral menjadi pesta pora yang berlebihan.
- Potensi Fitnah dan Pergaulan Bebas Dalam beberapa kasus, acara dengan sound horeg malah jadi ajang nongkrong yang tidak sehat, bahkan sampai mabuk-mabukan dan pergaulan bebas. Ini tentu jadi perhatian besar bagi para ulama
Apa Kata Ulama?
Beberapa ulama dari daerah Jawa Timur, Jawa Tengah, hingga Sumatera secara tegas menyampaikan bahwa menggunakan sound horeg untuk hiburan berlebihan, apalagi yang menjurus maksiat, hukumnya haram. Hal ini bukan berarti semua hiburan itu dilarang, tetapi cara dan konteksnya yang menjadi sorotan.
Bagaimana Sikap Kita?
Sebagai masyarakat yang hidup berdampingan, kita tentu harus bijak dalam menyikapi tren ini. Berikut beberapa langkah yang bisa kita ambil:
Pahami Tujuan Acara: Kalau memang acara keagamaan atau pernikahan, buatlah hiburan yang sewajarnya dan tetap menjaga kesopanan.
Kurangi Volume: Menghibur boleh, tapi jangan sampai mengganggu tetangga. Ada hak orang lain yang harus kita jaga.
Pilih Hiburan yang Mendidik: Daripada remix tak karuan, kenapa nggak undang musik islami, hadrah, atau qasidah modern yang tetap asik tapi penuh nilai?
Penutup
Fenomena sound horeg memang jadi bagian dari budaya hiburan di masyarakat, terutama di pedesaan. Tapi saat sudah berlebihan dan menjurus ke hal negatif, saatnya kita berpikir ulang. Ulama bukan melarang tanpa alasan, tapi demi menjaga keharmonisan dan nilai-nilai kebaikan di tengah masyarakat.
Yuk, jadi generasi yang senang hiburan tapi tetap dalam batasan syariat dan etika!
Posting Komentar untuk "Sound Horeg Diharamkan? Ini Penjelasan Ulama dan Dampaknya Bagi Masyarakat"