Memahami Penderitaan Tidak dengan Self Destructive

Seringkali menghukum diri sendiri dengan melakukan tindakan-tindakan yang merusak. Self Destructive merupakan upaya untuk menyakiti diri sendiri baik secara fisik ataupun emosional dan dilakukan secara sadar. Banyak hal yang menjadi penyebab mengapa orang dapat melakukan tindakan menyakiti diri sendiri, seperti rasa kecewa terhadap seseorang, kondisi mental yang tidak stabil, masalah sosial ataupun trauma yang pernah dialami sehingga memicu rasa rendah diri, merasa tidak pantas serta berbagai hal yang membuat pribadi menjadi tidak berkembang, murung dan tidak bahagia.

Tindakan yang dilakukan terasa melegakan dibanding dengan bercerita terhadap seseorang yang cenderung didapati setelah bercerita adalah jawaban membandingkan atau mencemooh dan jawaban dikhawatirkan tidak sesuai yang diharapkan, hal ini merupakan bentuk pengekspresian diri bagi mereka yang mengalaminya dan tindakan setiap orang yang melakukan tindakan menyakiti diri sendiri berbeda-beda.

Kekacauan yang Timbul Akibat Menyalahkan Diri

Seseorang akhirnya melakukan Self Destructive karena beranggapan hal itu akan melindungi dirinya sendiri dari rasa sakit yang timbul dan dirasakan, beranggapan bahwa dirinya memang pantas mendapatkannya. Orang yang mengalami hal ini tidak segan untuk melakukan tindakan yang tidak seharusnya dilakukan seperti terus menyalahkan diri, melukai diri, bersikap manipulatif, makan tidak teratur, merendahkan diri sendiri dan hal lain yang merugikan. perilaku ini dapat berbahaya bahkan mengganggu aktifitas harian dan bahkan hingga terjadi depresi berkepanjangan sehingga nekat untuk mengakhiri hidupnya. Namun, kembali lagi bahwa setiap orang mengalami tingkatan yang berbeda.

Penanganan Self Destructive

Tidak mudah bagi seseorang untuk berubah menjadi lebih baik, namun jika tidak dilakukan maka perubahan tidak akan didapati. Perilaku merendahkan diri sendiri harus dirubah dengan memperbaiki pola pikir, melakukan kegiatan yang positif yang mengalihkan diri kedalam perilaku menyimpang, mengapresiasi diri dan terus belajar mengelola emosi. Sebagian harus dilakukan penanganan agar tidak terjerumus ke arah yang tidak baik, dukungan dari sekitar dan pertolongan dokter jiwa sangat dibutuhkan untuk pemulihan.