Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Pisah Sertifikat & Pecah Sertifikat: Jangan Salah Paham, Ini Bedanya dan Kapan Harus Pakai!

Kalau kamu lagi ngurus tanah atau rumah entah mau dijual, diwariskan, atau dibagi ke anak pasti pernah dengar istilah pisah sertifikat dan pecah sertifikat.

Masalahnya, banyak orang masih nganggep dua istilah ini sama. Padahal, beda fungsi, beda tujuan, dan beda proses.

Nah, biar kamu nggak salah langkah (dan nggak buang waktu + biaya), yuk kita bahas pelan-pelan dengan bahasa santai.

Apa Itu Pecah Sertifikat?

Pecah sertifikat adalah proses memecah satu bidang tanah menjadi beberapa bidang baru, yang masing-masing akan punya sertifikat sendiri.

Contoh kasus:

Kamu punya tanah 1.000 m²

Mau dibagi jadi:

3 kavling (300 m², 300 m², 400 m²)

Setiap kavling ingin dijual atau diwariskan

Solusinya: pecah sertifikat

Hasil akhirnya:

  • Dari 1 sertifikat → jadi beberapa sertifikat baru
  • Luas dan batas tanah berbeda-beda
  • Sertifikat lama tidak berlaku lagi

Apa Itu Pisah Sertifikat?

Kalau pisah sertifikat, biasanya terjadi ketika satu sertifikat dimiliki oleh lebih dari satu orang, lalu ingin dipisah kepemilikannya.

Contoh kasus:

Tanah warisan atas nama orang tua

Ahli waris ada 3 orang

Semua sepakat membagi kepemilikan secara resmi

Solusinya: pisah sertifikat

Hasil akhirnya:

Setiap orang punya sertifikat atas nama sendiri

Bisa berdasarkan:

  • Luas tanah
  • Atau kesepakatan pembagian
  • Biasanya masih terkait warisan atau hak bersama

Perbedaan Pisah Sertifikat vs Pecah Sertifikat (Biar Nggak Ketuker)

Perbandingan Pecah Sertifikat Pisah Sertifikat
Tujuan Membagi tanah jadi beberapa bidang Memisahkan kepemilikan
Sertifikat awal 1 sertifikat 1 sertifikat
Hasil akhir Banyak sertifikat baru Sertifikat per pemilik
Umumnya untuk Jual kavling, pengembangan lahan Warisan, hak bersama
Perubahan luas Iya Bisa iya / sesuai kesepakatan

Kapan Sebaiknya Pecah Sertifikat?

Kamu wajib mempertimbangkan pecah sertifikat kalau:

  • Mau jual tanah sebagian
  • Mau bangun per kavling
  • Mau investasi properti
  • Mau hindari ribet ke depannya (jual-beli lebih mudah)

Sertifikat terpisah = transaksi lebih aman dan cepat.

Kapan Harus Pisah Sertifikat?

Pisah sertifikat cocok banget kalau:

  • Tanah warisan
  • Sertifikat masih atas nama orang tua
  • Ada lebih dari satu pemilik
  • Ingin menghindari konflik keluarga di masa depan

Lebih baik beres di awal daripada ribut belakangan.

Proses Umum di BPN (Gambaran Singkat)

Baik pisah maupun pecah sertifikat, umumnya melalui:

1. Pengajuan ke BPN (Badan Pertanahan Nasional)

2. Pengukuran ulang tanah

3. Pemeriksaan dokumen:

  • Sertifikat asli
  • KTP & KK
  • Surat waris (jika warisan)

4. Penerbitan sertifikat baru

Waktu proses bisa beberapa minggu sampai bulan, tergantung kelengkapan dan antrian.

Biaya: Mahal atau Masih Masuk Akal?

Biaya tergantung:

  • Luas tanah
  • Jumlah bidang
  • Lokasi
  • Jasa pengukuran & administrasi

Tips penting:

Jangan tergiur “jalur cepat” yang nggak resmi. Sertifikat itu dokumen jangka panjang, salah urus bisa ribet seumur hidup.

Penutup: Jangan Asal Pilih, Salah Proses Bisa Bikin Ribet

Intinya:

Pecah sertifikat → fokus ke pembagian bidang tanah

Pisah sertifikat → fokus ke pembagian kepemilikan

Kalau tujuanmu jelas sejak awal, urusan tanah bisa jauh lebih aman, rapi, dan tenang.

Dan yang paling penting: nggak ninggalin masalah buat anak-cucu nanti.

Majid Abana Segaf
Majid Abana Segaf Penebar Cinta Dari Negeri Fana

Posting Komentar untuk "Pisah Sertifikat & Pecah Sertifikat: Jangan Salah Paham, Ini Bedanya dan Kapan Harus Pakai!"