Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

When the Stars Gossip: Kisah Cinta di Luar Angkasa yang Tak Sepenuhnya Bersinar

Review K-Drama “When the Stars Gossip” (2025)

Pernah nggak sih kamu nonton drama Korea yang dari awal sudah bikin kamu terpesona cuma dari trailernya tapi di akhir malah bikin kamu bengong, nanya ke diri sendiri: “Tadi aku baru nonton apa, ya?”

Begitulah pengalaman saya setelah menamatkan When the Stars Gossip.

Drama ini datang dengan segala janji manis: Lee Min-ho sebagai dokter kandungan yang jadi turis luar angkasa, dan Gong Hyo-jin sebagai komandan wanita yang tegas tapi lembut di dalam. Setting-nya? Stasiun luar angkasa bukan kantor, bukan kafe, tapi benar-benar orbit bumi. Kedengarannya ambisius, kan?

Dan ya, ambisi itu terasa banget di dua episode pertama.

Episode Awal yang Bikin Jatuh Cinta (Secara Visual)

Saya masih ingat malam pertama nonton episode 1 layar saya dipenuhi warna biru pekat langit angkasa, lalu muncul Lee Min-ho melayang tanpa gravitasi, ekspresi bingung campur kagum.

“Wah, Korea udah bisa bikin drama sekelas The Martian!” pikir saya waktu itu.

Visualnya luar biasa. Set stasiunnya detail, pencahayaannya pas, bahkan adegan floating-nya halus banget sampai rasanya saya juga ingin ikut melayang di sana.

Dan begitu Gong Hyo-jin muncul dengan pakaian astronot lengkap, tegas tapi memesona, semua terasa seperti sinyal kuat: ini drama akan jadi fenomena.

Sayangnya… keindahan itu mulai retak perlahan.

Ketika Cerita Mulai Kehilangan Arah

Di episode-episode tengah, saya mulai merasa seperti ikut tersesat di orbit.

Ceritanya mau jadi rom-com, tapi tiba-tiba berubah jadi drama survival.

Kadang ada adegan romantis yang manis, tapi tak lama muncul konflik politik di stasiun luar angkasa, lalu drama keluarga di Bumi, dan entah kenapa semua terasa berantakan.

Beberapa kali saya bertanya dalam hati:

“Apakah sutradaranya lupa genre drama ini sebenarnya apa?”

Tapi saya bertahan, karena Lee Min-ho dan Gong Hyo-jin tetap punya chemistry yang... aneh tapi menarik. Mereka seperti dua planet yang saling tarik-menarik kadang berdekatan, kadang menjauh, tapi tetap dalam orbit yang sama.

Ending yang Bikin Penonton Menatap Langit

Jujur, saya bukan tipe yang menuntut semua drama harus berakhir bahagia.

Tapi When the Stars Gossip menutup kisahnya dengan cara yang... hmm, traumatis bagi sebagian besar penonton.

Alih-alih memberikan kepuasan setelah perjalanan panjang, drama ini malah meninggalkan rasa hampa seperti ruang hampa di luar angkasa itu sendiri.

Saya membaca komentar netizen yang menulis:

“Setelah semua perjalanan mereka, kenapa harus begini ending-nya?”

Dan saya cuma bisa mengangguk pelan di depan layar.

Rasanya seperti ikut menyaksikan bintang yang perlahan padam indah tapi menyakitkan.

Tapi Tunggu Dulu… Tidak Semua Buruk

Meski banyak yang kecewa, saya tetap harus jujur: When the Stars Gossip berani mengambil risiko yang jarang diambil K-drama lain.

Kapan lagi kita lihat romansa manusia di luar angkasa, dengan semua isu moral, psikologis, dan eksistensial di dalamnya?

Beberapa momen reflektif justru jadi highlight:

Saat Gong Hyo-jin menatap Bumi dari jendela stasiun, lalu berkata,

“Dari sini, semua masalah kita terlihat kecil.”

Kalimat itu sederhana, tapi menusuk.

Atau ketika Lee Min-ho, dengan mata berkaca-kaca, bilang,

“Mungkin kita nggak ditakdirkan untuk kembali. Tapi setidaknya, kita pernah saling menemukan.”

Di momen-momen itu, drama ini berhasil. Ia bukan sekadar romansa antar planet, tapi tentang kesepian dan cinta yang tetap berjuang di tengah kehampaan.

Kesimpulan: Bukan Drama yang Sempurna, Tapi Berani Berbeda

Kalau kamu mencari drama yang manis, ringan, dan penuh chemistry goals, mungkin ini bukan untukmu.

Tapi kalau kamu suka sesuatu yang eksperimental, yang berani membawa tema cinta ke luar orbit, When the Stars Gossip layak kamu coba.

Visualnya indah, aktingnya solid, dan walaupun naskahnya kadang tersandung, setidaknya drama ini berani mencoba hal baru.

Dan di dunia K-drama yang kadang repetitif, keberanian seperti ini pantas dihargai.

Nilai pribadi saya:

6.5/10 — seperti bintang yang redup, tapi masih layak dipandang.

“Kadang cinta memang seperti bintang tak selalu bisa digapai, tapi cukup untuk menerangi malam.”

Majid Abana Segaf
Majid Abana Segaf Penebar Cinta Dari Negeri Fana

Posting Komentar untuk "When the Stars Gossip: Kisah Cinta di Luar Angkasa yang Tak Sepenuhnya Bersinar"